Rabu, 14 November 2018

Tanggungan Klaim BPJS Kesehatan Jatim Rp 760 Miliar

 
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Jawa Timur masih memiliki utang klaim sebesar Rp 760 miliar ke fasilitas kesehatan (Faskes) di Jawa Timur.
"Utang klaim saya sampai kondisi terakhir sebesar Rp 760 miliar ke semua Faskes lanjutan di Jawa Timur," ujar Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Jawa Timur, Handaryo usai menjadi pembicara seminar nasional di Universitas Jember, Sabtu (20/10/2018).
Utang klaim itu mencakup untuk 317 Faskes lanjutan di Jatim. Menurut Handaryo  pihaknya menunggu pencairan dana dari pemerintah, dan selanjutnya itu akan dibayarkan ke sejumlah Faskes.
Selain utang klaim yang masih ditanggung oleh BPJS Kesehatan, pihak BPJS Kesehatan  juga memiliki piutang dari beberapa Pemerintah Daerah.
Ada sekitar tiga Pemda yang masih memiliki piutang kepada BPJS Kesehatan setempat.
Salah satu dari tiga daerah itu adalah Kabupaten Jember.
Pemkab Jember masih memiliki piutang pembayaran PBI daerah sekitar Rp 27 miliar.
"Di Jatim memang ada beberapa Pemda yang belum membayar PBI (Penerima Bantuan Iuran) daerah, ada dua atau tiga. Jember termasuk di dalamnya," lanjut Handaryo.
Ia menegaskan seluruh utang klaim ke faskes akan terbayar. Karenanya, dia kembali mengingatkan masyarakat kepesertaan mandiri tidak macet dalam membayar iuran.
"Termasuk juga jangan datang atau jadi peserta ketika sakit, kemudian tidak membayar ketika sakitnya sudah terbiayai.
Memang kondisi program jaminan sosial kita untuk kemanusiaan, tetapi kami harapkan warga aktif membayar apalagi ini dengan konsep gotong royong, untuk menolong sesama," tegas Handaryo.
Handaryo menampik defisitnya anggaran di BPJS Kesehatan karena pengelolaan keuangan yang tidak benar.
Ia menegaskan ada gap yang semakin besar antara biaya yang diterima dengan jumlah pembiayaan.
Ditambah lagi semakin banyaknya kepesertaan BPJS Kesehatan yang membuat makin banyak biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan.
"Ditambah lagi peserta yang daftar ketika sakit, dan tidak membayar setelah sakitnya dibiayai, kondisi itu menambah. Karenanya kami terus mengedukasi masyarakat,' pungkas Handaryo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar